Optimalisasi Pemakaian Daya Listrik
Perhitungan
daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk
menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya
yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi
cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang.
Semoga Bermanfaat.
Menurut
SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15
watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono
Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah
15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan
ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata.
Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu
harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
( Titovianto, Pusdiklat Energi & Ketenagalistrikan ).
(
SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan
yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien.
Standar ini dibuat oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) yang
bekerja sama dengan instansi terkait. Standar kebutuhan terang untuk
rumah tinggal juga tersedia sehingga bila anda membutuhkannya untuk
keperluan desain, anda bisa mendapatkannya di kantor BSN, Senayan,
Jakarta ).
10 jam hemat energi, solar dan batubara juga dihemat.
Jika
kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita
menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat
energi pada pembangkit listrik
sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75
liter solar atau 1,5 kg batubara. ( Pekik Argo Dahono/ Kompas ).
Contoh perhitungan :
Luas
ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x
15 watt = 45 watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2 ( memenuhi syarat ).
Menentukan posisi lampu.
Menghitung
kebutuhan cahaya dalam ruangan memang tidak mudah. Untuk menentukan
secara akurat, biasanya dilakukan oleh para profesional di bidang
perlampuan. Namun, tak ada salahnya jika anda mengerti sedikit mengenai
prinsip penentuan titik lampu. Perhitungan ini gunanya agar lampu yang
digunakan jumlahnya pas dengan kebutuhan. Jika kurang atau berlebihan,
selain boros, juga menyebabkan ketidaknyamanan di mata. Contoh berikut
menggunakan downlight yang memiliki sudut cahaya 30°.
Hitung
ketinggian plafon dan tinggi bidang kerja dari atas lantai. Misalnya,
tinggi plafon 3 meter dan bidang kerja 80 cm. Yang dimaksud dengan
bidang kerja adalah area yang paling banyak digunakan untuk berkegiatan
di ruang tsb. Di ruang kerja, misalnya, kegiatan menulis dan membaca
di atas meja, adalah yang paling sering dilakukan. Ketinggian meja tsb,
nantinya menjadi patokan tinggi bidang kerja. Setelah itu dengan rumus
Pythagoras anda bisa menghitung jarak antar titik lampu di ruang tsb.
Lumen
adalah jumlah cahaya yang dihasilkan sebuah lampu. Lumen dipakai
sebagai satuan kuat/ terang cahaya. Jarak antara permukaan meja dengan
armatur lampu gantung tidak lebih dari 75 cm. Jarak yang lebih besar
menyebabkan panas yang dikeluarkan lampu akan terasa saat orang akan
berdiri. Jarak ideal antara titik penerangan lampu ( di plafon ) dengan
lantai adalah 2,5 meter. Di ketinggian manapun lampu diletakkan,
usahakan agar jarak ini terpenuhi, supaya terang lampu yang diterima
ruang tidak berkurang.
Menghitung jumlah lampu & daya listrik
- Arus cahaya disimbolkan Ø, satuannya lumen, rumusnya Ø = I x watt.
- Kuat cahaya disimbolkan I, satuannya candle, rumusnya I = Ø watt
- Kuat penerangan disimbolkan E, satuannya lux, rumusan E = Ø : A
- A adalah luas bidang kerja. Ø = E x A. Untuk kantor 200-500. Untuk rumah 75 – 250.
Untuk
sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, CU (
coeffesien of utilization ) –nya 50-65 %. Light loss factor ( LLF ) =
0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu,
penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dll.
Rumus menghitung jumlah lampu :
Jumlah lampu ( N ) = kuat penerangan ( E ) x luas bidang kerja ( A ) dibagi Ø lumen lampu x LLF x CU
Contoh
perhitungan : ruangan kantor berukuran 20 x 10 x 3 m direncanakan
memakai TL 4 x 40 watt dengan penerangan E = 300 lux. Hitung, jumlah
lampu dan daya listrik yang dibutuhkan.
Penyelesaian
: dari tabel, Untuk 1 bh TL 40 watt, jumlah lumen = 40 x 75 = 3000
lumen. Untuk 4 TL 40 watt, jumlah lumen = 4 x 3000 = 12.000 lumen.
Dipilih CU 60 % dan LLF 0,8
Jumlah lampu yang dibutuhkan ( N ) = E x A dibagi lampu x CU x LLF = 300 x 200 dibagi 12000 x 0,6 x 0,8 = 10,4
Jadi
N = 11 buah 4 x TL 40 watt. Pemakaian watt untuk lampu TL 40 watt
termasuk ballast = 50 watt. Jumlah beban dari lampu = 11 x 4 x 50 watt =
2200 watt. Untuk stop kontak peralatan kantor diperhitungkan 20 % dari
beban lampu = 20 % x 2200 watt = 440 watt. Total kebutuhan watt = 2640
watt, atau watt/m2 = 13, 4.
Untuk
perumahan, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100
watt pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Daya cadangan listrik (
generator set diesel ) harus dapat melayani emergency load. Rumusnya :
Cavity Ratio (CR ) = 2,5 x area of cavity wall dibagi area of work plane
Tagihan listrik dari mana ?
Perhitungan
rekening listrik dari PLN dilakukan melalui besar pemakaian kWH atau
stand meter ( awal – akhir, dalam satuan kWH ). Penggolongan tarif
didasarkan besar kebutuhan daya, mulai skala rumah tangga, sampai
industri besar. (www.pln.co.id)
Di
situs ini, kita dapat menghitung biaya tagihan, berapa biaya pasang
baru atau mengubah daya listrik. R1 ( 900, 1300 ) dikategorikan rumah
tangga kecil, bea beban dibagi atas blok2. R2 ( 3500 ) dikategorikan
rumah tangga menengah, bea beban tidak dibagi blok konstan dengan nilai
yang lebih tinggi.Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar